Pencarian

Senin, 25 Juni 2012

PAKAN TERNAK TERNAK DARI LIMBAH


MUSIM KEMARAU: PAKAN TERNAK LIMBAH
Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan diperoleh dari beragam sumber. Persiapan pengadaan pakan ternak alternatif bilamana Pakan Rumput atau Hijauan sulit untuk didapatkan khususnya dimusim kemarau
: Produksi tahu, tempe, tapioca, kecambah, dan huller penggilingan padi pada umumnya banyak diusahakan sebagai industri kecil dan industri rumah tangga seperti pembuatan minyak kelapa di pedesaan. Limbah atau sisa ampasnya masih banyak yang dipasarkan mentahan belum diolah menjadi komoditi produk yang memiliki nilai tambah produksi di pedesaan. Kadang ampas atau limbah produksi pada musim basah tidak laku dijual dan membusuk menjadi kotoran yang menimbulkan bau yang tidak sedap. Begitu juga sisa-sisa limbah sayuran pasar setiap hari hanya menimbulkan kotoran, belum termanfaatkan dan jumlahnya cukup banyak. Bahan-bahan untuk membuat 20 kg ransum basah adalah sebagai berikut: Dedak 3 kg; Ampas (Tahu, Kelapa, Ubi) 3 Kg/masing-masing bagian; sisa-sisa tanaman dan hijauan 4 kg; Tapioca ½ kg; Garam Dapur 100 gr; Air Bersih 10 liter. Kandungan Ransum Basah: Serat – karbohidrat – protein – garam – dan air (untuk membuat ransum dalam jumlah besar/banyak bahan tinggal mengalikan kelipatan jumlahnya saja). Cara Membuat: Semua bahan yang sudah ditakar sesuai dengan bahan yang akan dibuat ransum, bahan-bahan dicampur dan diaduk jadi satu pada bak atau wadah besar atau yang lebih baik menggunakan drum yang bersih sekaligus menjadi tempat untuk memasaknya di atas tungku api. Bila adonan sudah menjadi seperti bubur encer, panaskan sampai mengental. Aduk terus selama proses memasak/memanaskan di atas api, jaga jangan sampai hangus pada bagian bawah dan atasnya. Proses pemanasan cukup sampai mengental/padat. Angkat dan dinginkan di lantai. Cetak adonan masak/pakan pada alas jemur bedek bambu. Ukuran tebal 2,5 – 3 cm, panjang 30 cm dan lebar (ukuran kertas polio). Cetakan dapat dibuat dari bingkai bambu. Jemur dan bolak balik sesuai keadaan. Kekeringan kadar air sampai 14%. Simpan ransum pada kaleng dan tutup rapat untuk persediaan ransum sehari-hari ternak peliharaan. Berikan ransum ternak sesuai kebutuhan. Cara Pemberian Ransum pada Ternak: Bila tidak melakukan penjemuran/mengeringkan ransum/ransum basah setelah dimasak dapat langsung diberikan dengan cara tambahkan lagi air dingin agar ransum menjadi bubur encer dan berikan pada ternak. Ransum padat/kering seduh/rendam dengan air panas/dingin, bila sudah hancur buat seperti bubur hancur dan berikan pada ternak sapi, kuda, kambing, babi dan unggas bebek, angsa dan kalkun (dosis 1 kg ransum + 5 liter air) untuk 1 x makan tambahan per hari per ekor sapi. Kata Kunci: Limbah atau sisa ampasnya masih banyak yang dipasarkan mentahan belum diolah menjadi komoditi produk yang memiliki nilai tambah produksi di pedesaan.

: Pemanfaatan Hasil Ikutan Pertanian Untuk Pakan Ternak. Peningkatan popolusi ternak masih terpaku pada kemampuan suatu wilayah untuk menyediakan tanaman pakan ternak. Hilangnya areal padang penggembalaan umum serta pengurangan lahan sebagai akibat semakin diintesifkannya usaha tanaman pangan dan peningkatan kebutuhan lahan akibat perkembangan kawasan industri maupun pemukiman mengakibatkan luas areal sumber tanaman pakan ternak semakin berkurang. Dengan demikian ketersediaan pakan hijauan, khususnya pada akhir musim kemarau sampai dengan awal hujan dianggap sebagai masalah paling utama. Dan pada masa musim kemarau yang berkepanjangan merupakan musim paceklik. Dalam usaha peternakan, pakan merupakan faktor yang sangat menentukan. Pakan ternak ruminansia seperti sapi, kambing, domba atau kerbau sebagian besar berupa hijauan. Bagi para peternak yang lebih maju umumnya juga telah memberi pakan konsentrat terutama untuk penggemukan (ternak potong) dan induk laktasi (ternak perah).Apabila kita mau melihat potensi bahan pakan limbah (hasil ikutan) dari tanaman pertanian, perkebunan dan industrinya, maka kekhawatiran tersebut seharusnya tidak perlu terjadi. Hasil ikutan pertanian tersebut memiliki potensi sebagai sumber pakan ternak ruminansia dan monogastrik, walaupun ada kelemahannya seperti nilai nutrisinya rendah, serat kasar yang tinggi, penyimpanannya memerlukan ruangan yang besar dan cepat rusak namun hal tersebut dapat diatasi dengan proses pengelolahan seperti pencacahan, pengepresan,fermentasi, penepungan dan penggilingan. Hasil ikutan pertanian selama ini kurang dirasakan oleh peternak di daerah karena mereka masih berkesempatan untuk mencari rumput alam yang tumbuh tanpa dibudidayakan (native grass) walaupun lokasinya cukup jauh. Manfaat hasil ikutan (limbah) pertanian sangat dirasakan atau dibutuhkan pada saat (1) Jumlah ternak yang diusahakan banyak; (2) Musim kemarau (sulit pakan terutama hijauan); (3) Tenaga kerja terbatas (terutama pada saat musim tanam, panen dan lain-lain) (4) Populasi ternak di wilayah bersangkutan padat dan (5) Lahan pertanian dibudidayakan secara intensif. Hasil ikutan pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak ruminansia antara lain:
Hasil Ikutan Tanaman Padi: Hasil ikutan tanaman padi dapat berupa jerami padi dan dedak padi. Jerami padi merupakan pakan sumber serat sedangkan dedak padi kualitasnya sangat bervariasi, dapat berfungsi sebagai sumber serat atau sumber serat dan energi. Jerami padi lambat tercerna sehingga dalam saluran pencernaan dibutuhkan waktu sekitar 81,67 jam. Jerami merupakan hasil ikutan tanaman pertanian yang paling potensial dan terdapat hampir di seluruh daerah di Indonesia dengan produksi sekitar 52 juta ton bahan kering per tahun. Dari jumlah tersebut sebagian besar dihasilkan di Pulau Jawa dan Bali. Jerami padi cukup potensial sebagai pakan ternak ruminansia, tetapi tidak dapat digunakan sebagai pakan tunggal. Jerami padi dapat menggantikan 10 % hijauan segar untuk kambing dan domba. Apabila digunakan bersamaan dengan konsentrat, maka jerami padi fermentasi dapat menggantikan rumput segar sebanyak 30 %.Di Jawa Timur pemanfaatan jerami padi sangat tinggi dan telah terjadi persaingan untuk kebutuhan : (1). Mulsa (penutup lahan); (2) Pakan ternak; (3) Bahan baku pembuatan kertas dan (4) Media budidaya tanaman jamur. Pemanfaatan dedak padi sebagai bahan pakan ternak sudah umum dilakukan. Nutrisi dedak padi sangat bervariasi bergantung pada jenis padi dan jenis mesin penggiling. Dedak padi dapat menggantikan kosentrat komersial hingga 100%, Terutama dedak padi kualitas baik yang biasa disebut dengan bekatul. Kata Kunci: Jerami padi dapat menggantikan 10 % hijauan segar untuk kambing dan domba. Apabila digunakan bersamaan dengan konsentrat, maka jerami padi fermentasi dapat menggantikan rumput segar sebanyak 30 %.



Hasil Ikutan Tanaman Jagung: Hasil ikutan tanaman jagung dapat berupa jerami, tumpi, kulit buah (klobot), dan tongkol; merupakan pakan sumber serat. Tumpi jagung merupakan hasil ikutan perontokan jagung pipilan yang tersedia cukup kontinyu dan berlimpah, terkadang menimbulkan masalah dalam pembuangan atau penyimpanannya terutama pada saat panen raya. Tumpi jagung tanpa perlakuan dapat menggantikan kosentrat komersial hingga 75 %. Satu hektar jagung dapat menghasilkan pakan untuk memelihara 2 s.d 3 ekor sapi perhektar, bila 2 kali panen maka jumlah sapi dapat 4 s.d 6 ekor. Hijauan jagung atau daunnya dari tanaman setelah diambil buah jagungnya dapat dibuat silase dengan cara menambahkan urea dengan kadar 0.45% (4.5 kg/ton silase) dapat meningkatkan protein silase dari 8.3% menjadi 13.3% bahan kering dan ini memenuhi kebutuhan protein sapi potong dan sapi perah. Kata Kunci: Tumpi jagung tanpa perlakuan dapat menggantikan kosentrat komersial hingga 75 %.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIpx7I5pE0znyxJnLi3m8oc8jJDjaUMCiK99jKMn1die2w8cWVJv4p6X2PVKdyMBmU8hGvplUw3aSjoL0EsxNUEr4WrRz7kJrte5h9EIbJqyhpN11M_4j9ecm228V8mvkH0LjLJS570cEu/s400/4.gif

Hasil Ikutan Ubi Kayu: Hasil ikutan tanaman ubi kayu sebesar 54,2% digunakan untuk pangan dan sisanya sebesar 19,7% untuk bahan baku industri seperti tepung tapioka, untuk industri pakan ternak (1,8%) dan industri non pangan lainnya (8,5%) serta dieksport (15,8%). Hasil ikutan ubikayu yang banyak digunakan sebagai pakan ternak adalah onggok, dan gaplek afkir. Onggok merupakan hasil ikutan pengolahan agro industri tepung tapioka yang jumlahnya mencapai 19,7% dari total produksi ubi kayu nasional. Pemanfaatan onggok dalam kosentrat penggemukan, dan pembesaran dapat mencapai 60%. Pencapaian target pertambahan bobot badan harian (PBBH) sebesar 1 kg dapat mudah dicapai apabila digunakan bahan pakan dasar berasal dari ubikayu atau hasil ikutannya. Kata Kunci: Pemanfaatan onggok dalam kosentrat penggemukan, dan pembesaran dapat mencapai 60%. Pencapaian target pertambahan bobot badan harian (PBBH) sebesar 1 kg dapat mudah dicapai apabila digunakan bahan pakan dasar berasal dari ubikayu atau hasil ikutannya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtEh5HeCeJKbpwpuClMsO2GfU1mr3_2BUXZVC0jgQllDQ4jSiKsIGJMREvq7X1QOyv-UV02ZulaHEhIOIiF3iRyQbIL1qRcULv9jh47nxP6Fc-lBDlm7ZslDHSy9g16l-ix3kNmMNul4c1/s400/5.jpg
Hasil Ikutan Tanaman Kedelai: Hasil ikutan tanaman kedelai merupakan salah satu bahan pakan yang mempunyai nilai biologis tinggi. Penggunaan kedelai sebagai pakan ternak ruminansia belum umum digunakan di Indonesia karena harganya mahal, persaingan untuk kebutuhan pangan dan ternak monogastrik. Hasil ikutan kedelai yang banyak digunakan sebagai pakan ternak ruminansia adalah kulit buah (polong), batang dan kulit polong, kulit ari biji, ampas tahu, ampas kecap dan kedelai afkir.Kedelai dan ikutannya dapat digunakan semaksimal mungkin bergantung kepada ketersediaan dan harga bahan di lokasi setempat. Ampas tahu dan kulit ari biji sangat baik diberikan pada sapi menyusui atau penggemukan, dapat menggantikan kosenrat komersial hingga 75%. Untuk sapi penggemukan, pemberian ampas tahu dalam waktu yang lama (> 6 bulan) dan dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tekstur daging kurang padat dan berlemak. Kata Kunci: Ampas tahu dan kulit ari biji sangat baik diberikan pada sapi menyusui atau penggemukan, dapat menggantikan kosenrat komersial hingga 75%. Untuk sapi penggemukan, pemberian ampas tahu dalam waktu yang lama (> 6 bulan) dan dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tekstur daging kurang padat dan berlemak.

Hasil Ikutan Tanaman Kacang Tanah: Hasil ikutan budidaya kacang tanah adalah jerami dan kulit kacang tanah. Pemanfaatan kulit kacang tanah sebagai pakan ternak belum umum dilakukan, sebagian besar hanya dibuang atau dibakar. Penggunaan kulit kacang tanah untuk ransum; sapi pembibitan, pembesaran dan penggemukan dapat mencapai 20% dalam ransum. Bahan baku pakan ini umumnya diberikan dalam bentuk segar karena apabila dilayukan dapat menurunkan pelatabilitas dan juga kualitasnya. Kata Kunci: Penggunaan kulit kacang tanah untuk ransum; sapi pembibitan, pembesaran dan penggemukan dapat mencapai 20% dalam ransum.

Hasil Ikutan Tanaman Kelapa Sawit: Hasil ikutan tanaman kelapa sawit berpotensi sebagai pakan sumber serat dan protein antara lain berupa bungkil inti. Lumpur, serat buah, tandan buah kosong, daun dan pelepah. Setiap ha sawit dapat menghasilkan 10 -15 ton tandan buah segar (TBS) pertahun. Hasil ikutan cair 1 m3/ton TBS; tandan kosong 0,2 ton basah/tonTBS; serat buah 0,13 ton kering/ton TBS; 0,05 ton kering/ton TBS; pelepah 10,5 ton kering/ton TBS dan batang 70 ton kering/ha/25 tahun.. Sabut sawit tergolong serat bermutu rendah dengan kandungan lignin tinggi, protein, kecernaan dan palatabilitasnya rendah. Penggunaan dalam ransum ruminansia sekitar 25-30 %.

Hasil Ikutan Tanaman Kelapa: Hasil ikutan tanaman kelapa yang banyak digunakan sebagai pakan ternak adalah bungkil kopra. Pemanfaatan bungkil kopra sebagai pakan ternak ruminansia telah umum digunakan sehingga harga kopra dipasaran cukup mahal. Penggunaan bungkil kopra dalam konsentrat sapi perah dan sapi potong berkisar antara 10 persen hingga 25 persen.

Hasil Ikutan Pengolahan Buah Coklat: Hasil likutan pengolahan buah coklat yang berpotensi untuk digunakan sebagai pakan ternak adalah kulit (pod) luar dan kulit biji (ari). Pada sapi penggemukan yang diberikan pakan 75% konsentrat dan 25% hijauan,maka peran hijauan dapat digantikan 100% oleh pod kakao. Hasil penelitian penggunaan pod kakao pada ternak ruminansia, bahwa pemakaian pod kakao pada taraf 30% tanpa pengolahan, dapat menurunkan kecernaan in- vitro. Pemanfaatan untuk usaha pembibitan dapat mencapai 20% dalam kosentrat komersial. Pod kakao segar mudah busuk dan untuk penyimpanannya perlu dikeringkan. Teknologi pengeringan yang mudah dan murah adalah dengan menggunakan sinar matahari. Kata Kunci: Pemanfaatan untuk usaha pembibitan dapat mencapai 20% dalam kosentrat komersial.

Hasil Ikutan Tanaman Tebu: Hasil ikutan tanaman tebu merupakan pakan sumber serat atau energi yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia adalah daun tebu, ampas tebu (bagase), blotong dan tetes (molases). Ampas tebu banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas dan media budidaya jamur. Tetes telah umum digunakan sekitar 5 s.d 7 % yang berfungsi sebagai pelekat pakan dan penambah kesukaan (palatabilitas).Pucut tebu dapat digunakan sebagai hijauan pakan ternak pengganti rumput gajah tanpa ada pengaruh negatif pada ternak ruminansia. Meskipun pucuk tebu potensinya cukup besar, namun angka pemanfaatannya relatif masih rendah (3.5), hal ini disebabkan antara lain turunnya pelatabilitas yang cukup besar apabila dikeringkan dengan mesin pengering, hasilnya tetap hijau dan berbau manis,. Biasanya untuk ekspor dilakukan pengeringan dengan mesin pengering. Negara kita kaya akan tanaman pertanian tetapi masih sedikit yang dapat kita gali dan dimanfaatkan untuk pakan ternak terutama limbah pertanian yang sebetulnya masih memungkinkan untuk dapat kita manfaatkan secara optimal, mari kita perdayakan sumber-sumber yang ada di negeri kita ini untuk memajukan peternakan ini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar